PUEBI Daring adalah versi aplikasi/web ramah gawai dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Permendikbud 50/2015. Isi PUEBI Daring diperkaya dengan beberapa catatan tambahan yang belum dinyatakan secara eksplisit pada dokumen asli Permendikbud 50/2015.

PUEBI 2015 menambahkan contoh gelar lokal Daeng dan Datuk. I.F.13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak , ibu , kakak , adik , dan paman , serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima). Angka dan Bilangan Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.

PUEBI 2015 menggunakan frasa bahasa daerah atau bahasa asing, sedangkan pedoman ejaan sebelumnya memakai frasa bukan bahasa Indonesia. PUEBI 2015 menambahkan catatan bahwa nama diri dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.

Per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima).

Per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima). Penulisan Unsur Serapan Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina ...

Per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima). Huruf Abjad Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.

PUEBI Daring menghapusnya sebagai bentuk koreksi guna menghilangkan ambiguitas. III.J.3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima).

Per tanggal 16 Agustus 2022, PUEBI sudah tidak digunakan dan digantikan dengan EYD (Edisi Kelima).